Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
(Ketahanan
Nasional dalam Bidang Sosial Budaya)
Disusun oleh :
Satrio Abimanyu
(16816870)
1MA09
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia terkenal sebagai bangsa
yang luhur. Memiliki keragaman budaya yang tersebar di pelosok-pelosok
nusantara. Dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat mewarnai
keragaman bangsa ini. Tidak heran jika begitu banyaknya budaya yang kita
miliki, justru membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada
Indonesia. Bahkan kita sendiri pun sebagai generasi muda terkadang melupakan
budaya daerah kita. Ironis memang, orang Indonesia tetapi tak tahu ciri khas
bangsanya sendiri. Lihat diri kita masing-masing, sebetulnya kita jugalah yang
tidak mau tahu akan keluhuran budaya sendiri. Ketertarikan budaya yang semakin
meluntur juga sangat nampak pada diri generasi muda saat ini. Salah satunya
karena globalisasi.
Menyinggung era globalisasi, tentu juga akan berpengaruh pada dinamika budaya di setiap negara. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat menonjol nampaknya. Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Kesemua itu berdampak sangat buruk dan dengan mudah dapat menggeser budaya asli Indonesia.
Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin menjurus ke arah barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin memudar. Dari segi iptek, sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni penyalahgunaan teknologi kerap kali terjadi. Kemudian, belum ada filterisasi budaya yang masuk. Begitu mudah budaya masuk tanpa ada penyaringan kesesuaian dengan budaya asli kita. Akibatnya kita seperti berjalan mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang dulu melekat dalam diri, perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang ada dan kita junjung tinggi justru semakin kita abaikan.
Menyinggung era globalisasi, tentu juga akan berpengaruh pada dinamika budaya di setiap negara. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat menonjol nampaknya. Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Kesemua itu berdampak sangat buruk dan dengan mudah dapat menggeser budaya asli Indonesia.
Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin menjurus ke arah barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin memudar. Dari segi iptek, sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni penyalahgunaan teknologi kerap kali terjadi. Kemudian, belum ada filterisasi budaya yang masuk. Begitu mudah budaya masuk tanpa ada penyaringan kesesuaian dengan budaya asli kita. Akibatnya kita seperti berjalan mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang dulu melekat dalam diri, perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang ada dan kita junjung tinggi justru semakin kita abaikan.
B. Permasalahan
1. Apakah pengaruh sosial budaya pada ketahanan nasional?
2. Apakah pengaruh local genius terhadap ketahanan nasional?
3. Bagaimana hubungan kebudayaan nasional dengan kebudayaan asing?
4. Apakah sifat-sifat dasar identitas Indonesia yang mempengaruhi ketahanan nasional?
1. Apakah pengaruh sosial budaya pada ketahanan nasional?
2. Apakah pengaruh local genius terhadap ketahanan nasional?
3. Bagaimana hubungan kebudayaan nasional dengan kebudayaan asing?
4. Apakah sifat-sifat dasar identitas Indonesia yang mempengaruhi ketahanan nasional?
Pembahasan
Ketahanan
sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi
keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun
dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan
kehidupan sosial budaya. Kondisi sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional
berdasarkanpancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan
kehidupan sosialbudaya manusia antar masyarakat Indonesia.Untuk mewujudkan
keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu:Kehidupan
sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam
kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal
penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
Manusia mengembangkan kebudayaan tidak lain sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari lingkungannya untuk kemudian mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Karena itulah dapat dikatakan bahwa kebudayaan merupakan wujud tanggapan aktif manusia terhadap tantangan yang datang dari lingkungan. Aspek sosial biasanya mengacu pada masalah struktur sosial dan pola hubungan sosial yang ada di dalamnya, sedangkan kalau kita bicara aspek budaya, mengacu pada kondisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan. Atas dasar itu, maka hal tersebut akan dibicarakan dalam bahasan berikut.
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik. Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan berdasarkan perbedaan suku-bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Pluralitas masyarakat Indonesia yang bersifat multi dimensional telah menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara horizontal, sementara sratifikasi sosial sebagaimana terwujud pada masyarakat Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi. Oleh karena itulah maka timbul persoalan yang timbul dari struktur masyarakat Indonesia yang demikian adalah bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi pada tingkat nasional sehingga menunjang penciptaan ketahanan nasional yang mantap.
Manusia mengembangkan kebudayaan tidak lain sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari lingkungannya untuk kemudian mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Karena itulah dapat dikatakan bahwa kebudayaan merupakan wujud tanggapan aktif manusia terhadap tantangan yang datang dari lingkungan. Aspek sosial biasanya mengacu pada masalah struktur sosial dan pola hubungan sosial yang ada di dalamnya, sedangkan kalau kita bicara aspek budaya, mengacu pada kondisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan. Atas dasar itu, maka hal tersebut akan dibicarakan dalam bahasan berikut.
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik. Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan berdasarkan perbedaan suku-bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Pluralitas masyarakat Indonesia yang bersifat multi dimensional telah menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara horizontal, sementara sratifikasi sosial sebagaimana terwujud pada masyarakat Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi. Oleh karena itulah maka timbul persoalan yang timbul dari struktur masyarakat Indonesia yang demikian adalah bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi pada tingkat nasional sehingga menunjang penciptaan ketahanan nasional yang mantap.
Lapisan sosial yang berbeda membawa
perbedaan perilaku kebudayaan yang diwujudkan dalam keadaan tertentu seperti
bahasa yang digunakan, kebiasaan berpakaian, kebiasaan konsumsi makanan dan
sebagainya. Semua itu menambah keanekaragaman tampilan budaya masyarakat
Indonesia. Kebudayaan baru yang lebih penting
daripada kebudayaan-kebudayaan lain dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa adalah kebudayaan nasional atau kebudayaan Indonesia. Kebudayaan ini
tidak sama dengan kebudayaan daerah tertentu tidak sama artinya dengan
penjumlahan budaya-budaya daerah di kepulauan Indonesia. Apa yang
disebutkan kebudayaan bangsa dalam penjelasan UUD 1945 dirumuskan sebagai
puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah si seluruh Indonesia. Perkataan
puncak-puncak kebudayaan itu artinya adalah kebudayaan yang diterima dan
dijunjung tinggi oleh sebagian besar suku-suku bangsa di Indonesia dan memiliki
persebaran di sebagian besar wilayah Indonesia.
Untuk mewujudkan keberhasilan
ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu, kehidupan sosial budaya
bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang
serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing
yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Ketahanan Sosial budaya terbentuk
karena manusia (termasuk yang dikategorikan Komunitas Adat terpencil) adalah
makhluk sosial. Manusia melalui pergaulan, interaksi dan interelasi sosial
dapat menemukan keluhuran budaya yang dapat menghasilkan cipta karyanya yang
lebih lanjut dikenal sebagai kebudayaan.
Indonesia sebagai negara kesatuan
dengan Sosial budayanya-pun beraneka ragam. Keaneka-ragaman suku dan budaya
yang kokoh adalah sebagai akar-akardari ketahanan sosial. Demikian seterusnya,
dengan kuat dan kokohnya ketahanan sosial akan menjamin terwujudnya ketahanan
nasional. Faktor-faktor yang mempengaruhi dipertahankannya ketahan sosial
budaya suatu masyarakat yaitu:
1.
Struktur Sosial atau pengelompokan masyarakat,
dilakukan untuk memudahkan pelaksanaan tugas-tugas dalam kemasyarakatan.
Pengelompokkan dapat dilakukan berdasarkan status sosial, kedudukan, dan bidang
kerjanya. Dari Struktur sosial tersebut, maka fungsi masing-masing dalam
mewujudkan ketahan untuk tetap eksisnya suatu masyarakat akan lebih terjamin.
Ada dua kajian khusus dalam faktor Struktur tersebut, sebagaimana diungkapkan
oleh Jusdistira Garna yang mengarah kepada Struktur dan fungsi masyarakat.
Dengan demikian status sosial seseorang bukan hanya akan menempatkan dirinya
pada tingkat Struktur tertentu, akan tetapi ia akan mempunyai fungsi tetentu
dalam lingkungan masyarakat, yang dalam hal ini berfungsi dalam memperkuat
ketahanan sosial masyarakat di mana mereka berada.Begitu pula dengan kedudukan
dan bidang kerja anggota sosial masyarakat lainnya akan menentukan pula
fungsinya dalam memperkuat ketahanan sosialnya.
2.
Pengawasan Sosial atau sosial kontrol, merupakan
sistem dan prosedur yang mengatur kegiatan dan tindak-tindakan anggota
masyarakat. Dalam praktek kehidupan masyarakat tertentu kontrol sosial ini
dijadikan pula sebagai suatu sistem ilmu pengetahuan dan pengalaman teknik
empiris yang digunakan sebagai penangkal ATM (Ancaman Tantangan Halangan) pada
lingkungan sosialnya. Dalam kondisi tertentu juga bisa digunakan dalam
mengontrol sikap dan perilaku anggota masyarakat yang berkaitan dengan aspek
kehidupan beragama, idiologi, sitem hukum, yang berlaku atau dianut.
3.
Media sosial atau perantara interelasi antar angggota
masyarakat dalam upaya mewujudkan ketahanan sosial bersama yang dilakukan oleh
struktur sosial tertentu dalam kondisi yang terintegrasi. Secara faktual media
sosial juga dapat dipandang sebagai alat, materiil maupun spritual yang mampu
membentuk bahasa dan isyarat dalam rangka komunikasi antar anggota masyarakat.
4.
Standar Sosial yaitu menunjukan kepada suatu ukuran
dalam meneliti, menyeleksi sikap dan cara hidup yang mengandung sistem nilai.
Sistem nilai tersebut menyangkut kualitas suatu obyek yang dipandang berguna
dalam memanfaatkan cara untuk mencapai tujuan dalam kehidupan bermasyarakat.
Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama akan dijalankan oleh semua anggota
masyarakat menurut struktur dan fungsinya masing- masing dalam rangka membentuk
kesatuan kebudayaan tertentu. Tidak menutup kemungkinan faktor- faktor di atas,
walaupun kedudukkannya bergeser fungsinya secara ganda menjadi fungsi dasar
dalam membentuk kebudayaan.
Bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa dan sub-etnis, yang masing-masing memiliki kebudayaannya
sendiri karena mereka biasanya hidup di daerah atau wilayah tertentu sehingga disebut kebudayaan daerah. Dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan daerah sebagai suatu sistem nilai yang menuntun sikap,
perilaku dan gaya hidup, merupakan identitas dan menjadi kebanggan dari suku
bangsa yang bersangkutan. Local genius adalah nilai-nilai budaya yang tidak
dapat dipengaruhi oleh budaya asing. Oleh karena itu, local genius biasanya menjadi
titik pangkal kemampuan budaya daerah untuk menangkal dan atau menetralisir
pengaruh negatif budaya asing.
Kebudayaan yang ada di nusantara
telah lama saling berkomunikasi dan berintegrasi dalam kesetaraan. Dalam
kehidupan bernegara saat ini, dapat dikatakan bahwa kebudayaan daerah merupakan
kerangka dari kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia. Dengan demikian,
perkembangan kehidupan sosial budaya bangsa tidak akan terlepas dari
perkembangan sosial budaya daerah. Kebudyaan nasional juga bisa merupakan
interaksi antara budaya yang ada dengan budaya asing yang diterima bersama
seluruh bangsa. Hal yang penting dari interaksi itu adalah inetraksi budaya
harus berjalan wajar dan alamiah tanpa paksaan dan dominasi budaya satu daerah
terhadap budaya lainnya.
Penutupan
A.
Kesimpulan
Jadi untuk mendukung sebuah ketahanan nasional kita harus bisa menjaga budaya itu dan melestarikan budaya itu sendiri agar tidak punah dan di ambil negara lain. Misalnya dengan membuat hak paten atau membuat hak cipta, mengumumkan kepada dunia bahwa itu hasil karya kita. Dan yakin bahwa kesenian Indonesia sangat kaya, hasil karya seorang seniman tak akan hilang tetapi hanya terabaikan, jadi sebagai generasi muda kita harus menghargai kesenian dan budaya yang ada di Indonesia.
Sebagai
seorang mahasiswa, ada satu cara untuk mempertahankan dan melestarikan budaya
kita. Yaitu memanfaatkan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat.
Perkembangan teknologi informasi seperti internet, handphone, radio maupun
televisi, merupakan sarana yang paling efektif dalam upaya pengenalan seluruh
budaya Indonesia pada masyarakat luas khususnya pelajar. Sekaligus sebagai
upaya mempertahankan budaya kita dari ancaman pengakuan budaya oleh negara
lain.
B. Saran
Sebagai jiwa muda Indonesia, kita
wajib mempertahankan dan melestarikan Budaya-Budaya milik Indonesia. Jangan
sampai Negara-Negara lain mengklaim Budaya kita. Karena banyak sekali di
Indonesia ini Budaya-Budaya yang harus kita ketahui, dan ada banyak sekali
Budaya di Indonesia.
C.
Daftar
Pustaka
http://www.kompasiana.com/kartika.asmara/pertahanan-nasional-dalam-sosial-budaya-indonesia_552a4f4cf17e613379d623bd
0 komentar:
Posting Komentar