Selasa, 18 April 2017

Peran Pemuda Dalam Pembangunan Kelautan di Indonesia



Tugas Pendidikan Kewarganegaraan

(Peran Pemuda Dalam Pembangunan Kelautan di Indonesia)



Disusun oleh :
Satrio Abimanyu
(16816870)
1MA09


Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr Wb

        Segala puji bagi Allah yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah saya yang bertema “Peran Pemuda Dalam Pembangunan Kelautan di Indonesia”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

        Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang apa peran pemuda Indonesia dalam pembangunan kelautan (maritim) di Indonesia seperti contohnya pengembangan laut dan wisata serta suatu harapan dapat menambah wawasan pembaca khususnya mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

        Dalam proses pendalaman materi ini, saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Bapak Emilianshah Banowo dan rekan rekan mahasiswa yang telah mendukung saya. Saya sadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun.

  
Pendahuluan 

     a. Latar Belakang

Sebagai pelaksana aksi sosial perubahan, pemuda bukan saja menyandang status sebagai calon pemimpin dimasa depan, tetapi juga sebagai tulang punggung suatu bangsa yang menentukan maju mundurnya, hidup matinya, berkualitas tidaknya suatu bangsa. Oleh karena itu, suatu bangsa yang ingin memiliki masa depan yang gemilang haruslah memperhatikan generasi mudanya, baik dari segi pemenuhan gizinya maupun dari segi pendidikannya dan moralnya. Niscaya kebangkitan suatu bangsa yang sebenarnya akan terwujud bukan hanya sekedar sumpah dan teriakan yang hanya sekedar wacana. Sumpah pemuda pada tahun 1928 adalah salah satu bukti bahwa peran pemuda dalam membawa arah perjuangan suatu bangsa adalah nyata. Hasrat dan produktivitas yang menggelora untuk menciptakan suatu pola pergerakan baru dalam menghadapi kolonialisme adalah hasil dari jerih payah yang penuh suka duka kehidupan kaum muda. Ketegasan sikap generasi muda dalam memposisikan diri dengan pergerakan dari kaum yang bukan muda adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi. Hasilnya adalah totalitas perlawanan terhadap kolonialisme sampai bisa mewujudkan indahnya suatu kata yaitu merdeka.

Pola pergerakan kaum muda Indonesia pada zaman sebelum kemerdekaan tentunya sudah jauh berbeda dengan pola pergerakan kaum muda pada dewasa ini. Obyek yang diperjuangkan bukan lagi hanya kemerdekaan suatu bangsa, tetapi merencanakan blue print pembangunan suatu bangsa agar menjadi bangsa yang mandiri, berwibawa dan memiliki segenap sumber daya manusia untuk merealisasikan blue print yang bisa me-recovery kebobrokan pembangunan yang kurang terencana secara berkesinambungan. Pada dewasa ini, masa pembangunan di Indonesia telah memasuki tahun ke 63. Seharusnya dengan lamanya masa pembangunan ini bisa memberikan hasil yang dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia secara menyeluruh, baik dari segi pembangunan sosial, ekonomi, kebudayaan, politik dan aspek lainnya yang menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung. Kondisi pembangunan di Indonesia saat ini terdapat ketimpangan antara jawa dan luar jawa, laut dan darat. Masalah ini harus segera diatasi karena bisa menimbulkan gejolak penuntutan dari masyarakat yang menjadi korban hasil pembangunan nasional. 


b. Permasalahan

Apa peran pemuda dalam pembangunan kelautan (maritim) di Indonesia?



Pembahasan

Negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan laut, walaupun negara tersebut mungkin tidak punya banyak laut, tetapi mempunyai kemampuan teknologi, ilmu pengetahuan, peralatan, dan lain-lain untuk mengelola dan memanfaatkan laut tersebut, baik ruangnya maupun kekayaan alamnya dan letaknya yang strategis. Selain itu, konsep poros maritim yang disampaikan oleh Presiden Indonesia dalam KTT ke-9 Asia Timur yang diselenggarakan di Nay Pyi Taw, Myanmar, 13 November 2014, memiliki 5 pilar utama, yaitu membangun budaya maritim, penjagaan dan pengelolaan sumber daya laut, membangun infrastruktur dan konektifitas maritim, kerja sama maritim melalui diplomasi dan pembangunan kekuatan pertahanan maritim. Dari definisi dan konsep tentang negara maritim diatas, kita bisa mendapatkan sebuah gambaran besar tentang apa itu definisi negara maritim dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi agar sebuah negara maritim dapat diwujudkan, jika Indonesia ingin menjadi negara maritim maka Indonesia harus mampu memanfaatkan kekayaan maritim Indonesia dengan maksimal, ini adalah poin penting jika Indonesia ingin menjadi negara maritim Indonesia, pemanfaatan kekayaan maritim bisa terjadi pada sektor perikanan, sektor kelautan misalnya pariwisata bahari, energi terbarukan, transportasi laut, minyak bumi, gas lepas pantai, budidaya rumput laut, garam industri, dan lain-lain.

Disamping itu, ada dua hal yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan maritim Indonesia. Pertama, Indonesia harus mampu memfasilitasi kegiatan maritim, fasilitas yang dimaksud disini bukan hanya pada tataran infrastruktur saja, melainkan pada bagaimana pengelolaan dan pengembangan sumber daya kelautan seperti manajemen pengelolaan hasil laut, produksi, marketing dan teknologi industri sehingga dengan pengelolaan yang tepat dan manajemen pengembangan sumber daya kelautan yang baik, hasil laut yang diperoleh dalam kegiatan maritim dapat memberikan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia, karena tujuan utama dari kegiatan maritim ini adalah kesejahteraan ekonomi. Dalam tataran ini, kreatifitas dan inovasi masyarakat sangat diperlukan, karena hasil produksi yang laku dipasaran adalah hasil produksi yang mempunyai kualitas baik, kemasannya menarik dan terdapat nilai tambah yang berbeda dari yang lain, sehingga produksi hasil laut kita dapat bersaing dengan hasil produksi hasil laut negara lain.

Terlebih lagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata, momentum ini akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya dalam hal pengembangan ekonomi, selain itu MEA akan menjadi ajang kompetisi antar warga negara ASEAN untuk saling adu kreatifitas dan adu inovasi, bahkan adu teknologi, yang paling kreatif dan inovatif dialah yang akan menjadi pemenang. Kedua momentum ini yaitu MEA dan semangat pembangunan poros maritim Indonesia bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi masyarakat Indonesia untuk menjadikan negara Indonesia yang berdikari di bidang ekonomi.

Kedua, Indonesia harus mampu menjaga kedaulatan negara. Konstelasi politik dunia mengalami perubahan, seperti yang kita ketahui pertumbuhan ekonomi negara China yang mencapai 9% telah membuat negara tersebut memiliki pengaruh besar dalam dunia perpolitikan dan ekonomi global, negara-negara yang sebelumnya merapatkan barisan kepada negara Amerika kini mulai berpindah haluan kepada China, Amerika yang dahulu dielu-elukan sebagai negara adikuasa sekarang menjadi negara yang kelabakan karena secara ekonomi telah dikalahkan oleh kebangkitan negeri tirai bambu itu, perseteruan tersebut tentunya memiliki dampak dan pengaruh terhadap kedaulatan negara Indonesia, terutama kedaulatan maritimnya. Sebut saja konflik Laut China Selatan, kemudian China dengan mega proyek jalur suteranya dan rebalancing power Amerika di asia-pasifik. Selain itu, sebuah penelitian British Petroleum (BP) tahun 2011, menyimpulkan minyak dunia akan habis pada 2056. Perubahan geopolitik akan terjadi menjelang krisis minyak, di mana konflik dunia yang sekarang berputar-putar di Timur Tengah (negara-negara kaya minyak) akan bergeser ke kawasan equator yang kaya sumber pangan, di mana Indonesia berada di dalam zona khatulistiwa, hal-hal semacam ini harus menjadi early warning bagi Indonesia untuk waspada dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan maritim Indonesia, karena geografis kita yang sangat diuntungkan yaitu berada pada posisi silang dunia yang memungkinkan wilayah maritim Indonesia mendapat berbagai ancaman dari negara lain. Sebagai respon dari berbagai ancaman tersebut, semua elemen bangsa harus bersatu, khususnya aparat pemerintah yang tidak boleh lengah, peran aparat pemerintah harus menjadi benteng pertahanan pertama sekaligus menjaga wilayah maritim Indonesia, dengan begitu maritim Indonesia bisa berdaulat dan disegani di dunia.

Lalu, dimanakah peran pemuda?

Dalam pembangunan negara maritim yang berdaulat berdikari dan berbudaya, diperlukan peran dan kerjasama seluruh stakeholder. Kementerian terkait, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, TNI, dunia usaha dan yang paling utama adalah peran masyarakat. Lalu dimanakah peran pemuda dalam pembangunan negara maritim ini? Setidaknya penulis memberikan empat catatan terhadap peran dan upaya apa yang harus dilakukan oleh pemuda Indonesia.

Pertama yaitu membangun budaya maritim dan ekonomi kreatif dalam bidang kemaritiman. Pemuda dengan fungsinya sebagai agent of change, social control dan iron stock dapat menjadi pelopor dan hadir ditengah masyarakat untuk menginisiasi gerakan sosial atau social community dalam bidang kemaritiman, dimana tugas pokoknya adalah menciptakan aware terhadap dunia kemaritiman Indonesia melalui himbauan kepada masyarakat agar senantiasa menjaga dan melestarikan ekosistem maritim Indonesia, salah satu cara untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah dengan cara memanfaatkan media sosial, dari sana para pemuda bisa melakukan penggalangan awal, memulai untuk berkampanye, mengisi ruang-ruang media sosial dengan informasi-informasi tentang kemaritiman, selain itu para pemuda pun tidak lupa mengajak masyarakat untuk melek terhadap potensi sumber daya kelautan, sehingga masyarakat tertarik untuk membuka usaha dan mengolah kekayaan maritim secara kreatif dan inovatif. Untuk membangun sebuah budaya memang diperlukan waktu dan perjuangan yang begitu panjang, namun, setidaknya dengan langkah ini bisa menjadi peletakan batu awal untuk membangun budaya maritim di Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berbudaya.

Kedua, konsolidasi komunitas dan organisasi kepemudaan dalam menyamakan persepsi atau pandangan tentang tujuan pembangunan negara maritim Indonesia. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui dialog, diskusi, dinner talk, afternoon tea, ataupun bentuk forum lainnya yang bertujuan untuk mensosialisasikan pembangunan negara maritim Indonesia. Selain itu, konsolidasi pemuda di seluruh Indonesia perlu dilakukan khususnya pemuda yang tinggal di daerah perbatasan, karena daerah perbatasan merupakan daerah yang rawan dan berbatasan langsung dengan negara lain yang sewaktu-waktu dapat mengancam kedaulatan NKRI.

Ketiga, meningkatkan hard skill dan soft skill, khususnya dalam ilmu, wawasan, dan teknologi di bidang kemaritiman. Hard skill yang dimaksud adalah keterampilan dalam mengolah sumber daya kelautan sedangkan soft skill yang dimaksud adalah penguasaan bahasa asing, teknologi informasi dan komunikasi, dll. Dengan begitu, para pemuda bisa menjadi pelopor dan teladan bagi masyarakat dalam proses pembangunan negara maritim Indonesia.

Keempat, berpartisipasi dan mendukung program pemerintah khususnya dalam bidang kemaritiman. Pemerintah tentunya menjadi leading sector dalam upaya pembangunan negara maritim ini, kementerian-kementerian terkait melalui program kerjanya menjadi sektor penggerak dan realisasi dalam proses pembangunan negara maritim Indonesia, sebagus apapun rencana atau program kerja yang di buat dalam mencapai tujuan, jika tidak ada dukungan dari masyarakatnya maka mustahil tujuan tercapai. Oleh karena itu pemuda hari ini harus berpartisipasi aktif dan mendukung setiap program pemerintah, khususnya program yang terkait di bidang kemaritiman.

Potensi wisata maritim Indonesia tersebar di seluruh perairan Indonesia. Sebesar 14 persen dari terumbu karang dunia terdapat di Indonesia, bahkan diperkirakan terdapat lebih dari 2.500 jenis ikan dan 500 jenis terumbu karang hidup di dalamnya. Daya tarik wisata yang juga menjadi primadona di Indonesia antara lain hutan mangrove, estuaria, pantai dengan pasir putih dan padang lamun (seagrass). Selain itu, adapula aneka macam taman laut yang menyuguhkan keindahan surga dunia. Sebut saja seperti Taman Laut Karimun Jawa, Kepulauan Seribu, Pantai Derawan di Kalimantan Timur, Pantai Senggigi di Lombok, Bunaken di Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Takabonerate, Bira di Sulawesi Selatan dan Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat adalah sebagian contoh kecil eksotika wisata maritim yang ada di Indonesia.

Pengembangan potensi wisata maritim ini pada hakikatnya adalah upaya mengelola dan memanfaatkan obyek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan lautan Indonesia, berupa kekayaan laut yang indah, keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias. Jika dikembangkan secara optimal, ini merupakan devisa negara. Selain itu, eksistensi kemaritiman Indonesia dapat ditunjang dengan peluang bisnis yang beragam. Melalui potensi ini, ekonomi berorientasi maritim dapat dikembangkan lebih luas dan beragam, antara lain seperti bisnis wisata (bussiness tourism), wisata laut (sea tourism), wisata pantai (seaside tourism), wisata pesiar (cruise tourism), wisata alam (eco tourism) dan wisata olahraga (sport tourism). 



 Penutupan 

     a. Kesimpulan

Negara maritim adalah negara yang dapat mampu memanfaatkan kekayaan maritimnya, negara mampu memfasilitasi kegiatan maritim, pengolahan dan pengembangan sumber daya kelautan dan menjaga kedaulatan wilayah maritimnya. Dalam pembangunan maritim dibutuhkan peran pemuda yang kreatif dan inovatif dalam rangka mengolah sumberdaya kelautan yang melimpah. Kombinasi antara pemuda yang kreatif dan inovatif dalam mengolah sumber daya kelautan dengan pemerintah sebagai leading pembangunan maritim akan memungkinkan terwujudnya pembangunan maritim Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berbudaya. 

b. Daftar Pustaka
http://ronggolawe1.blogspot.co.id/2010/04/pemimpin-yang-berjiwa-maritim.html
http://belazankata.blogspot.co.id/2014/04/essay-pengembangan-potensi-wisata.html